KIARA: 10 Tahun Pemerintahan SBY Masih Gagap Bencana, Masyarakat Pesisir Dirugikan
Siaran Pers
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan
KIARA: 10 Tahun Pemerintahan SBY Masih Gagap Bencana,
Masyarakat Pesisir Dirugikan
Jakarta, 27 Januari 2014. Sedikitnya Rp. 100,99 Miliar kerugian material diderita oleh 90.500 masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan petambak, di 10 kabupaten akibat bencana cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang Januari 2014. Situasi ini mengakibatkan nelayan dan petambak tidak bisa berproduksi, baik melaut maupun berbudidaya (lihat Tabel 1).
Semenjak bencana cuaca ekstrem melanda wilayah pesisir dan laut di Tanah Air, nelayan di Pantai Utara Jawa tidak bisa melaut akibat ombak setinggi 3 meter. Setali tiga uang, nelayan Bengkalis (Kepulauan Riau) dan Sumatera Utara selama sebulan terakhir juga tidak bisa melaut akibat angin kencang dan gelombang yang mencapai 1 hingga 2,5 meter. Kondisi serupa juga dialami oleh nelayan di Tarakan, Kalimantan Utara, selama 1 pekan terakhir. Lebih parah lagi, rumah-rumah nelayan di pesisir Teluk Manado juga rusak akibat banjir bandang.
Tabel 1. Jumlah Nelayan dan Kerugiannya Akibat Bencana Cuaca Ekstrem di 10 Kabupaten
No. |
Wilayah |
Jumlah nelayan/petambak |
Durasi tidak melaut/berbudidaya |
Kerugian perhari |
Total kerugian |
1 | Kab. Jepara | 12.000 Nelayan | 13 hari | Rp.40.000 | Rp.6.240.000.000,- |
2 | Kab. Batang | 9.000 Nelayan | 10 hari | Rp.80.000 | Rp.7.200.000.000,- |
3 | Demak | 1.500 Nelayan | 90 hari | Rp.30.000 | Rp.4.050.000.000,- |
4 | Jakarta | 8.000 nelayan | 50 hari | Rp. 40.000 | Rp.16.000.000.000,- |
5 | Indramayu | 25.000 nelayan | 25 hari | Rp. 35.000 | Rp. 21.875.000.000,- |
6 | Kab. Bengkalis, Riau | 2.500 Nelayan | 30 hari | Rp. 100.000 | Rp. 7.500.000.000,- |
7 | Kab. Serdang Bedagai, Sumut | 12.000 nelayan | 45 hari | Rp. 75.000 | Rp. 40.500.000.000.- |
8 | Tarakan | 3.000 nelayan | 7 hari | Rp. 300.000 | Rp. 6.300.000.000,- |
9 | Langkat Sumut | 17.350 nelayan | 14 hari | Rp. 100.000 | Rp. 24.290.000.000. |
10 | Kab. Pati | 150 Petambak | 10 Hari | Rp50.000 | Rp. 7.500.000.000,- |
Total | 90.500 nelayan | Rp. 100.995.000.000 |
Sumber: Pusat Data dan Informasi KIARA, Januari 2014
Akibat cuaca ekstrem, persediaan pangan habis dan hutang menumpuk. Tak mengherankan jika sebagian nelayan memaksakan diri untuk tetap melaut dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga, meski ancaman berada di depan mata.
Pusat Data dan Informasi KIARA (Januari 2014) juga mencatat sebanyak 13 nelayan hilang dan 2 orang mengalami luka-luka akibat gelombang setinggi 1-3 meter di perairan Indramayu (Jawa Barat), Batang (Jawa Tengah), dan Langkat (Sumatera Utara).
Tabel 2. Kecelakaan Nelayan di Laut
No | Waktu | Jumlah Nelayan | Keterangan |
1 | Januari 2014 | 12 nelayan | Sedikitnya 12 orang nelayan Indramayu dinyatakan hilang dan belum diketemukan hingga hari ini |
2 | 23 Januari 2014 | – | 1 perahu nelayan dengan mesin 5 PK hilang ditelan gelombang tinggi |
3 | Januari 2014 | 1 nelayan meninggal dunia dan 2 nelayan mengalami luka-luka | 1 perahu yang ditumpangi nelayan hilang dalam 2 kecelakaan yang berbeda. |
Sumber: Pusat Data dan Informasi KIARA (Januari 2014)
Bencana cuaca ekstrem yang menimpa masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan pembudidaya, ini terus berulang tiap tahunnya tanpa kesiapsiagaan dan upaya pencegahan bencana yang memadai. Padahal, ancaman bencana cuaca ekstrem sudah bisa diperkirakan sebelumnya. Olehnya, berkaca pada Pasal 26 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, KIARA mendesak Presiden SBY untuk: (1) mendistribusikan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana; (2) melibatkan nelayan dan petambak secara aktif dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya; (3) memberikan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, termasuk alternatif pekerjaan saat cuaca ekstrem terjadi; (4) melibatkan masyarakat pesisir dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penanggulangan bencana; dan (5) mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar.***
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Abdul Halim, Sekretaris Jendral KIARA
Juhadi, Ketua Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu
di +62 813 2435 0035
Khoeron, Petambak di Kabupaten Pati
di +62 813 9014 0494
Tajruddin Hasibuan, Presidium KNTI di Langkat, Sumatera Utara
di +62 813 7093 1995
Abu Samah, Nelayan di Bengkalis, Kepulauan Riau
di +62 852 7275 7426
Tri Ismayati, Perempuan Nelayan di Jepara
di +62 823 2825 5927
Masnuah, Perempuan Nelayan di Demak
di +62 852 2598 5110
Rustan, Nelayan di Tarakan, Kalimantan Utara
di +62 813 4649 9011
Habibah, Perempuan Nelayan di Jakarta Utara
di +62 21 9644 4856
Ahmad Yani, Nelayan Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara
di +62 853 7254 9394
Sudirman, Nelayan Manado, Sulawesi Utara
di +62 853 9668 4692