KORBAN PENCEMARAN PERTAMINA SEMAKIN MEMBURUK, PEMERINTAH DIMINTA SEGERA SELESAIKAN MASALAH
Jakarta, 29 Agustus 2019 – Kondisi masyarakat korban pencemaran minyak di perairan Karawang, Jawa Barat semakin parah. Fakta-fakta di lapangan menujukkan setidaknya masyarakat pes khususnya nelayan, di tujuh kecamatan terus mengalami kualitas penurunan kehidupan. Tujuh kecamatan yang dimaksud adalah Cibuaya, Tirtajaya, Pedes, Cilamaya Kulon, Batu Jaya, Pakis Jaya, dan Cilebar.
Pusat Data dan Informasi KIARA (2019) mencatat, lebih dari 1200 keluarga nelayan terdampak pencamaran minyak ini (data terlampir).
Situasi di lapangan terkini menunjukkan sejumlah keluarga nelayan merasakan sesak nafas parah, infeksi kulit, kepala pusing-pusing, dan batuk-batuk. Hal ini mereka rasakan sejak terjadinya pencemaran minyak yang telah sampai ke wilayah perairan mereka.
Susan Herawati, Sekjen KIARA menuturkan “Pada 28 Agustus 2019, ketebalan limbah di pesisir Desa Mekarjaya, Kecamatan Cibuaya mencapai 50 cm, menyebabkan masyarakat mengalami sesak nafas. Pagi ini, terdapat salah satu korban yang mengalami sesak nafas dan nyaris saja kehilangan nyawa. Artinya, limbah dari Pertamina ini sudah tidak lagi dianggap sebagai hal yang biasa, ini adalah kiamat industri bagi perairan Karawang. Salah satu korban yang terdampak adalah Ibu Taso, merupakan Perempuan Nelayan Desa Bangun Jaya. Ibu Taso mengalami gatal-gatal (foto dibawah) pasca desanya terdampak limbah Blow Up”.
Ibu Taso yang mengalami penyakit gatal-gatal pasca blow up
Selain dampak kesehatan, sektor ekonomi keluarga nelayan juga paling terpukul. Diperkirakan, 1.689 perahu terkena ceceran limbah. 5000 ha tambak udang dan bandeng yang dominan tersebar di 10 desa terpaksa dikeringkan mencegah limbah masuk, juga 108,2 ha tambak garam gagal panen.
Sebelum ada pencemaran, nelayan tangkap bisa mendapat penghasilan rata-rata Rp.350.000/ hari. Perempuan nelayan pengupas rajungan Rp.70.000/ hari, sementara pemilik warung ikan bakar di kawasan wisata mencapai Rp.2000.000 / hari, kemudian nelayan bagan tancap rajungan dan udang berpenghasilan Rp.1000.000 / hari.
Nampak, tempat Pelelangan Ikan di Pantai Pelangi sepi transaksi pasca blow up Pertamina
Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang menyatakan bahwa limbah menjadi berkah bagi nelayan karena mereka memiliki penghasilan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Karawang, Bapak Abu Bukhori kepada JPNN (link: https://www.jpnn.com/news/tumpahan-minyak-di-karawang-bawa-berkah-bagi-nelayan-setempat).
“KIARA mengutuk keras pernyataan dari Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang, Bapak Abu Bukhori, semburan minyak ini bukan berkah tapi bencana besar bagi nelayan, perempuan nelayan, pesisir, laut dan masa depan bangsa. Seharusnya perkataan seperti itu tidak disampaikan di tengah perjuangan warga yang sedang berjuang membersihkan limbah dari lautnya.” Ujar Susan.
Temuan di lapangan, tidak semua nelayan mampu dipekerjakan oleh pertamina, terutama nelayan lanjut usia dan perempuan. Adapun yang telah di rekrut, proses pekerjaannya mesti menunggu giliran.
Akibat tidak ada aktivitas perikanan, sejumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sepi transaksi. TPI berubah menjad tempat penampungan limbah. Seperti TPI Pasir Putih dan TPI Pantai Pelangi.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal KIARA, Susan Herawati, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah yang semakin hari semakin parah. “Kami menuntut pemerintah pusat untuk turun dan membereskan persoalan ini. Masyarakat terdampak semakin menderita akibat kecerobohan Pertamina,” tegasnya.
Tak hanya itu, Susan meminta Pertamina untuk segera membuka informasi kepada publik mengenai penyebab terjadinya kebocoran minyak di Perairan Karawang.
“Lebih jauh, Pertamina harus segera melakukan pemulihan ekologis karena pencemaran telah menyebar sangat jauh ke Kepulauan Seribu. Di Karawang Sendiri kawasan mangrove seluas 420 hektar te tercemar” pungkasnya. (*)
Informasi lebih lanjut
Susan Herawati, Sekretaris Jenderal KIARA, +62 821-1172-7050
Lampiran
Data keluarga nelayan terdampak pencemaran minyak di perairan Karawang
NAMA KECAMATAN | JUMLAH KELUARGA NELAYAN |
Cibuaya | 101 |
Tirtajaya | 199 |
Pedes | 201 |
Cilamaya Kulon | 322 |
Pakis Jaya | 274 |
Batu Jaya | 11 |
Cilebar | 101 |
Jumlah | 1.209 |
Sumber: Pusat Data dan Informasi (2019) diolah dari BPS Kabupaten Karawang