Kabar Bahari: Perdagangan Ikan

Tepat tanggal 25 Februari 2014, seluruh delegasi bangsa-bangsa yang hadir menyatakan bahwa sumber daya perikanan, baik dari perikanan tangkap maupun budidaya, memiliki peranan yang sangat besar sebagai sumber pangan, kontributor pertumbuhan ekonomi, serta lahan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat.

Pernyataan di atas disepakati oleh sedikitnya 59 negara anggota FAO, 1 negara asosiasi anggota, dan 15 LSM internasional, serta Bank Dunia yang hadiri pertemuan PBB dan diselenggarakan oleh Komisi Perikanan FAO XIV mengenai Perdagangan Ikan di Bergen, Norwegia, pada tanggal 24-28 Februari 2014. Di dalam pertemuan ke-14 ini, terdapat 17 agenda yang disepakati untuk dibahas dan disajikan dalam dokumen setebal 86 halaman, di antaranya perdagangan ikan dan nutrisi manusia, sertifikasi di sektor perikanan, pelaku perikanan skala kecil dan kontribusinya terhadap kehidupan berkelanjutan, CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam), dan pelaksanaan Pasal 11 Kode Etik Perikanan Berkelanjutan (CCRF). Untuk memperoleh dokumen perundingan tersebut, dapat diakses melalui tautan ini: http://www.fao.org/fishery/about/cofi/trade/en.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), khususnya dari Puskita (Pusat Kerjasama Internasional dan Antarlembaga), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Direktorat Jenderal P2HP (Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan). Dalam pertemuan lima hari tersebut, Abdul Halim selaku Sekretaris Jenderal KIARA turut hadir atas undangan Kepala Puskita Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai bagian dari delegasi Republik Indonesia.

Ikuti informasinya terkait buletin Kabar Bahari selengkapnya  di >>KLIK DISINI<<

Kabar Bahari: Bocornya Seribu Kapal

Kabar Bahari - inkaminaSejak tahun 2010-2014, pengadaan kapal Inka Mina menjadi program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan target 1.000 kapal, di mana harga per unit Rp 1.5 Miliar dan total nilai APBN sebesar Rp 1,5 Triliun. Pada tahun 2014, sebanyak 100 kapal ditargetkan terbangun.

Temuan lapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan program Inka Mina menuai persoalan, di antaranya:
(1) Target pelaksanaan anggaran pengadaan kapal tidak tercapai;
(2) Spesifikasi kapal tidak sesuai dengan jumlah alokasi yang dianggarkan tiap unitnya, baik kualitas kapal, kualitas mesin, dan sarana tangkap yang disediakan;
(3) Berdasarkan perhitungan nelayan, terdapat indikasi kenakalan pemenang tender pengadaan kapal. Hal ini dilakukan dengan mengurangi spesifikasi kapal dan lambat dalam menyelesaikan target terbangunnya kapal;
(4) Terdapat beberapa kapal Inka Mina yang rusak atau tidak bisa dioperasikan, seperti Inka Mina 199 dan 198 di Kalimantan Timur.

Akibatnya KUB nelayan memiliki beban moral tanpa ada mekanisme pengembalian kepal kepada Negara. Lebih parah lagi, Inka Mina 63 dipergunakan untuk mengangkut bawang impor dari Malaysia dan kemudian tenggelam di perairan Sialang Buah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Ikuti informasi terkait buletin kabar bahari >> KLIK DISINI <<

Kerapu, Di Minati Pasar Lokal dan Global

Anda pernah mengKabar Bahari - kerapuonsumsi ikan kerapu? Jika belum, bersegeralah! Karena spesies laut ini memiliki kelezatan daging yang gurih dan kandungan gizi yang tinggi.

Ikan kerapu (Epinephelus sexfasciatus) menjadi salah satu komoditi ekspor di Indonesia (Slamet B., S. Ismi dan T. Aslianti, 2002), yang sebagian besar diekspor ke luar negeri dalam bentuk ikan segar, ikan olahan setengah jadi (fillet, sashimi, dan sebagainya) serta ikan hidup, dengan tujuan negara-negara utama seperti Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan AS (Anonim, 2004). Salah satu daerah yang menghasilkan ikan tangkap seperti ikan kerapu (E.sexfasciatus) adalah perairan Laut Tuban.

Diketahui bahwa pada tahun 1998 ekspor ikan kerapu Indonesia mencapai 1.856 ton. Ekspor ikan kerapu di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 1999 (Anonim, 2003). Penurunan produksi perikanan kerapu ini diduga disebabkan adanya serangan parasit. Menurut Johnny F. (2002), pada ikan kerapu terkadang ditemukan parasit baik pada insang dan organ lain. Tingkat infeksi parasit yang tinggi mampu menyebabkan kematian pada ikan.

 

Ikuti Informasi terkait buletin kabar bahari >> KLIK DISINI <<

Kabar Bahari: Gulma Laut Kaya Gizi

Rumput laut sebenarnya adalah gulma laut, sejenis alga atau ganggang, yang hidup di laut, di antara karang mati di perairan pantai. Sejak lama jenis ganggang laut yang kita beri nama dagang sebagai ‘rumput laut’ ini dimanfaatkan masyarakat dunia sebagai bahan kosmetik  dan makanan kesehatan. Kita boleh bangga karena Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya merupakan kawasan laut tropika, merupakan produsen rumput laut terkemuka di dunia. Lebih dari 60% produksi rumput laut dunia dihasilkan dari ladang-ladang petani di pesisir pantai Indonesia.

Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70%, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed).

Manfaat rumput laut berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Diwilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.

Ikuti Informasi terkait buletin Kabar Bahari >> KLIK DISINI <<

Kabar Bahari: Garam kok Impor

Garam memiliki banyak manfaat. Salah satunya menjadi bumbu penyedap masakan yang tidak boleh dikesampingkan. Tanpa garam, selera makan bisa berkurang. Tak berlebihan jika garam harus senantiasa tersedia di dapur. Tahukah Anda mengenai sejarah garam?

Berbagai sifat kimia dan fisik garam memungkinkan 14.000 kegunaan yang dikenal saat ini. Garam adalah mineral berharga yang telah menyulut peperangan dan revolusi perjuangan untuk mendapatkan akses terhadap garam. Sekitar 40% garam di seluruh dunia digunakan sebagai bahan baku perusahaan kimia yang berubah menjadi klorin dan soda abu, serta dasar-dasar kimia anorganik.

Ikuti informasi terkait buletin kabar bahari >> KLIK DISINI <<

Kabar Bahari: Udang Primadona yang Diperebutkan

Kabar Bahari - udangAnda penyuka makanan laut? Tentu kurang lengkap rasanya jika belum menikmati udang. Kandungan gizi dalam udang sangat banyak. Saat menyantapnya, protein, vitamin B12, vitamin D, Omega 3, seng, asam lemak, zat besi, tembaga, niasin, dan magnesium, ikut  larut dalam tubuh kita. Tak mengherankan jika udang banyak memberi manfaat bagi kesehatan.

Perebutan udang sebagai komoditas perdagangan dunia memicu ekspor besar-besaran. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP, 2013) menyebutkan bahwa, hingga semester I/2013, ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat mencapai 36.528 ton atau senilai USD334,53 juta. Nilainya meningkat 12,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat USD298,13 juta.

Ikuti Informasi terkait buletin kabar bahari >> KLIK DISINI