Hari Laut Sedunia, Masyarakat Indonesia Diminta Jaga Kelestarian Laut
Senin, 8 Juni 2015
Nay Pyi Taw, GATRAnews – Memperingati hari Kelautan Sedunia 2015 yang jatuh pada 8 Juni, masyarakat dunia diminta menjaga ekosistem laut demi generasi mendatang. Kondisi laut dunia saat ini sangat rentan dari ancaman kerusakan, seperti sampah, pencemaran industri, penangkapan ikan berlebih, reklamasi pantai dan pengasaman laut sebagai dampak perubahan iklim.
“Saatnya masyarakat global bergegas menyelamatkan ekosistem laut yang terancam. Untuk itu, dibutuhkan langkah konkret untuk menghentikan dan memulihkan laut yang rusak dan tersisa. Apalagi laut menjadi sumber pangan yang kian strategis. Dalam konteks inilah, kebijakan yang konsisten dari pemerintah sangat dibutuhkan, misalnya moratorium proyek reklamasi pantai dan pembolehan dumping ke perairan nasional,” kata Abdul Halim, Sekretaris Jenderal KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) sekaligus Koordinator Regional SEAFish (South East Asia Fish for Justice Network) di sela-sela The 7th ASEAN Fisheries Consultative Forum (AFCF) di Nay Pyi Taw, Myanmar, 8-9 Juni 2015.
Pusat Data dan Informasi KIARA mencatat, saat ini sedikitnya 12,7 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan tiap tahun. Dari jumlah tersebut, terdapat 13.000 plastik mengapung di setiap kilometer persegi setiap tahunnya.
“Ironisnya, Indonesia ditempatkan sebagai runner–up (posisi kedua) setelah Cina dari 20 negara yang paling banyak membuang sampah plastik ke laut setiap tahunnya. Disusul Filipina, Vietnam, Sri Lanka, Thailand, Mesir, Malaysia, Nigeria, dan Bangladesh. Menariknya, dalam siklus 11 tahun, jumlah plastik mengalami peningkatan dua kali lipat, dengan kemasan dan bungkus makanan atau minuman yang menjadi jenis sampah plastik terbesar,” kata Halim.
Dalam konteks itulah, Halim mengatakan pihaknya bersama dengan Federasi Serikat Nelayan Nusantara (FSNN) menyelenggarakan Aksi Bersih-Bersih Pantai di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kegiatan ini akan dihadiri oleh pelajar tingkat SMP dan SMU, perempuan nelayan, nelayan dan masyarakat pesisir lainnya.
Reporter: Januar Rizki
Editor: Nur Hidayat