Three key problems encountered in preservation of coral reefs: Kiara

Three key problems encountered in preservation of coral reefs: Kiara

 The government has to handle the problem well.”

Jakarta (ANTARA News) – The Peoples Coalition for Fishery Justice (Kiara) highlighted the three key issues of illegal fish catching equipment, coastal reclamations, and mining activities being encountered in the preservation of coral reefs.

“The problems being faced in preserving the coral reefs in Indonesia are the three points mentioned above. The government has to handle the problem well,” Kiara Secretary General Abdul Halim reiterated here on Friday.

He pointed to the widespread use of trawlers and explosives, which played a significant role in destroying the coral reef life.

Abdul Halim also emphasized that illegal land reclamation was rampant in coastal areas. It has occurred in 22 districts and can have a damaging effect on the ecosystem.

In the meantime, illegal sand mining in the sea is believed to produce materials that affect the respiratory and photosynthetic capabilities of the coral reef life.

Indonesias coral reefs cover an area of 25 thousand square kilometers, which are about 50 to 60 percent of those found in Asia and the Pacific, or about 25 percent of the worlds coral reefs.
(Uu.A014/INE/KR-BSR/F001)

Editor: Priyambodo RH

 

Sumber: http://www.antaranews.com/en/news/94097/three-key-problems-encountered-in-preservation-of-coral-reefs-kiara

Festival Negeri Bahari MENGEMBALIKAN KEJAYAAN NEGERI BAHARI

Siaran Pers

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan

www.kiara.or.id

 

Festival Negeri Bahari

MENGEMBALIKAN KEJAYAAN NEGERI BAHARI 

Jakarta, 17 Mei 2014. Lautan yang mendominasi letak geografis Indonesia nyatanya belum memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, khususnya nelayan tradisional yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Berangkat dari kondisi itulah, KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) menyelenggarakan Festival Negeri Bahari bertajuk “Mengembalikan Kejayaan Negeri Bahari” di Taman Menteng, Jakarta. Festival ini bertujuan untuk mengajak masyarakat kembali menyadari bahwa laut adalah masa depan bangsa.

Abdul Halim, Sekretaris Jenderal KIARA mengatakan, “Laut adalah masa depan bangsa Indonesia. Menafikan laut sama halnya mencelakakan anak-anak bangsa. Fakta hari ini menunjukkan bahwa nelayan tradisional terus dimiskinkan sementara asing justru difasilitasi, di antaranya melalui Perubahan UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Permen No. 30 Tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap. Oleh karena itu, pemimpin nasional periode 2014-2019 harus membalikkan fakta tersebut sehingga nelayan tradisional bisa hidup sejahtera”.

Festival Negeri Bahari ini dirayakan oleh pameran kuliner mangrove, ikan dan kain tenun yang dibawa oleh 15 komunitas perempuan nelayan yang tergabung di dalam PPNI (Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia), demo masak perempuan nelayan bersama Koki Gadungan Rahung Nasution, stand-up comedy, bengkel kreativitas anak (mewarnai dan origami), rembug pangan pesisir, peluncuran “Gerakan Turun Tangan Selamatkan Mangrove”, dan panggung Negeri Bahari.

Masnuah, Sekjen PPNI menjelaskan, “Festival ini menjadi ruang PPNI memperkenalkan potensi ekonomi olahan mangrove, ikan dan kain tenun yang diproduksi dari desa-desa pesisir di 15 kabupaten/kota kepada masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Ajang ini juga kami jadikan sebagai wahana mempererat tali persaudaraan antarperempuan, baik yang tinggal di wilayah pesisir dan perkotaan”.

Dalam Festival Negeri Bahari ini, tambah Selamet Daroyni selaku Ketua Panitia Festival dan Koordinator Bidang Pendidikan dan Penguatan Jaringan KIARA, hadir komunitas perempuan nelayan dari Demak Jepara, Kendal, dan Batang (Jawa Tengah), Gresik dan Surabaya (Jawa Timur), Buton (Sulawesi Tenggara), Manado (Sulawesi Utara), Langkat dan Serdang Bedagai (Sumatera Utara), Lampung, Lombok (Nusa Tenggara Barat), Indramayu (Jawa Barat), dan Jakarta Utara.***

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Masnuah, Sekjen PPNI

di +62 857 4109 4693

Selamet Daroyni, Ketua Panitia Festival/Koordinator Bidang Pendidikan dan Penguatan Jaringan KIARA

di +62 821  1068 3102

Abdul Halim, Sekjen KIARA

di +62 815 53100 259